Salah Packaging Bikin Produk Skincare Cepat Rusak? Ini Penjelasan yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Mulai Produksi
|
11/19/2025
|
Comment (0)
Punya impian jadi bisnis owner skincare?
Sudah punya konsep produk, formulasinya sudah matang, dan sudah kebayang desain branding-nya. Tapi ada satu hal penting yang sering banget dilewatkan brand baru: pemilihan packaging yang tepat.
Banyak owner hanya fokus ke formula, tapi lupa bahwa kemasan adalah rumahnya produk.
Dan sama seperti rumah, kalau bahan bangunannya salah, isinya bisa rusak sebelum waktunya.
Di dunia skincare, salah pilih kemasan bisa menyebabkan:
-
bahan aktif menurun kualitasnya,
-
warna dan aroma berubah,
-
tekstur terganggu,
-
bahkan produk kehilangan efektivitas sebelum dipakai konsumen.
Padahal semuanya bisa dihindari kalau kamu ngerti kompatibilitas antara formula dan packaging.
Kenapa Nggak Semua Packaging Cocok untuk Semua Produk?
Setiap jenis bahan aktif punya sifat kimia yang berbeda. Ada yang mudah teroksidasi, ada yang sensitif terhadap cahaya, ada yang bisa melarutkan plastik tertentu, ada yang butuh ketahanan tinggi terhadap alkohol atau minyak.
Makanya, satu jenis botol tidak bisa dipaksakan untuk semua bahan.
Berikut penjelasan singkatnya supaya kamu bisa menghindari kesalahan paling mahal dalam produksi skincare:
1. PP (Polypropylene)
Cocok untuk: jar cream, balm, scrub dengan kadar air atau oil moderat.
Yang perlu diwaspadai:
-
Essential oil, fragrance tertentu, dan bahan aktif sunscreen bisa bikin kemasan cepat keropos.
Tidak cocok untuk: serum dengan kandungan AHA/BHA/retinoid konsentrasi tinggi.
PP aman buat mayoritas produk, tapi tidak untuk semua bahan aktif.
2. LDPE (Low Density Polyethylene)
Cocok untuk: tube lotion, facial foam, cleansing gel.
Yang perlu diwaspadai:
-
Produk yang sangat oily dan pekat bisa bikin LDPE melemah.
Tidak cocok untuk: produk dengan kadar alkohol tinggi karena LDPE lebih permeable.
LDPE fleksibel, ringan, bagus untuk produk harian — tapi hati-hati dengan kadar alkohol.
3. PET / PETE (Polyethylene Terephthalate)
Cocok untuk: toner, face mist, serum cair, essence.
Yang perlu diperhatikan:
-
AHA/BHA, retinol, atau essential oil tinggi bisa menyebabkan migrasi kimia yang bikin formula tidak stabil.
Tidak cocok untuk: face oil atau produk oil-based dengan konsentrasi tinggi.
PET terlihat premium, tapi sensitif terhadap bahan aktif tertentu.
4. HDPE (High Density Polyethylene)
Cocok untuk: lotion, body wash, shampoo, cleanser.
Yang harus diwaspadai:
-
Ethanol di atas 60% bisa bikin kemasan getas atau retak.
Tidak cocok untuk: parfum/body mist oil-based dengan fragrance oil tinggi.
HDPE kuat dan umum dipakai untuk produk besar, tapi tetap ada batasnya.
Jadi, Kenapa Produk Bisa Rusak Meski Formulasinya Sudah Bagus?
Karena formula dan packaging harus saling kompatibel.
Kalau tidak, bahan aktif bisa rusak jauh sebelum produk sampai ke tangan konsumen.
Ini salah satu penyebab terbesar komplain seperti:
-
warna berubah,
-
aroma aneh,
-
lapisan terpisah,
-
tekstur menggumpal,
-
atau konsumen bilang “kayaknya ini nggak ngefek, ya?”.
Sayang banget kalau kamu sudah investasi di formula, tapi jatuh di kemasan.
Solusinya? Pastikan Kemasan Dipilih Berdasarkan Kandungan Produk
Jangan cuma pilih kemasan karena estetik atau murah.
Pilih kemasan yang aman untuk bahan aktif di dalamnya.
Kabar baiknya, kamu nggak harus paham semuanya sendiri.
Di GAP, kami bantu kamu dari awal, termasuk rekomendasi kemasan yang kompatibel dengan formula skincare kamu.
Mulai dari cek bahan aktif, stabilitas produk, sampai pemilihan material kemasan terbaik.
Siap Punya Produk yang Aman, Stabil, dan Siap Bersaing?
Kalau kamu ingin memastikan produkmu nggak cuma cantik, tapi juga aman dan tahan lama,
konsultasikan dulu packaging dan formula kamu dengan tim ahli GAP.
Konsultasi GRATIS sebelum kamu produksi dan rugi.
Konsultasi Sekarang